23 Februari, 2009

Latihan Antar Dojo di Balai Desa Kalierang - Bumiayu

Dimohon kehadiran seluruh Karate Ka untuk mengikuti latihan gabungan pada hari minggu, 1 Maret 2009 jam 15.30 WIB bertempat di Aula Balai Desa Kalierang - Bumiayu.
Materi latihan tersebut merupakan materi-materi yang akan diujikan pada tanggal 8 Maret 2009.

22 Februari, 2009

Ujian Kenaikan Tingkat Karate Do Gojukai Cabang Brebes

Ujian Kenaikan Tingkat Karate Do Gojukai Cabang Brebes

Pengurus Karate Do Gojukai Cabang Brebes akan menggelar Ujian Kenaikan Tingkat bagi Karate Ka di wilayah Brebes Selatan yang akan dilaksanakan pada hari minggu 8 Maret 2009 jam 14.00 yang bertempat di SMA Bustanul Ulum NU Bumiayu.

Ujian kenaikan tingkat tersebut akan diikuti oleh seluruh unit yang berada di wilayah Brebes Selatan, antara lain unit SD Islam Ta’alamul Huda Bumiayu, unit Family Bumiayu, unit Al Hayat Kramat-Bumiayu, unit Kalierang-Bumiayu, unit Jatisawit-Bumiayu, unit SMA Negeri 1 Bumiayu, unit MI Al Ikhlas Penggarutan-Bumiayu dan unit Bantar Kawung. Selain itu panitia pelaksana ujian kenaikan tingkat juga mengajak pelatih Karate di Cabang Tegal untuk mengikutsertakan Karate Ka di unitnya untuk mengikuti ujian kenaikan tingkat tersebut.

Bagi Karate Ka yang berdomosili di wilayah kabupaten Brebes bisa mengikuti ujian kenaikan tingkat dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

A. Syarat Pendaftaran

1. Tercatat sebagai anggota Karate Do Gojukai Cabang Brebes.

2. Menyerahkan formulir pendaftaran ujian kenaikan tingkat.

3. Menyerahkan pas foto ukuran 4 X 6 sebanyak 3 lembar.

4. Melampirkan foto copy ijazah terakhir bagi peserta kyu 9 sampai kyu 2.

5. Membayar biaya ujian kenaikan tingkat.

B. Biaya ujian kenaikan tingkat

No.

Tingkat / Kyu

Biaya

1.

10

Rp. 50.000

2.

9

Rp. 55.000

3.

8

Rp. 60.000

4.

7

Rp. 65.000

5.

6

Rp. 70.000

6.

5

Rp. 75.000

7.

4

Rp. 80.000

8.

3

Rp. 85.000

9.

2

Rp. 90.000

C. Peserta wajib memakai atribut karate dengan lengkap pada saat pelaksanaan ujian

Panitia pelaksana ujian kenaikan tingkat Karate Do Gojukai Cabang Brebes telah mengajukan permohonan kepada Dewan guru Karate Do Gojukai propinsi Jawa Tengah untuk mendelegasikan Sensei Topan sebagai penguji. Nantinya selain sebagai penguji, Sensei Topan juga akan menjadi fasilitator pada diskusi yang akan diselenggarakan oleh Pengurus Karate Do Gojukai Cabang Brebes dengan tema “Perencanaan, Prosedur dan Pelaksanaan Kejuaraan Karate.” Sebagai follow up dari diskusi tersebut nantinya pengurus Karate Do Gojukai Cabang Brebes akan mengadakan Kejuaraan Karate Do Gojukai Antar Pelajar se Brebes Selatan yang rencana akan dilaksanakan di akhir bulan maret.

Untuk menghadapi kedua event tersebut diharapkan kepada seluruh pelatih untuk mengoptimalkan jadwal kegiatan latihan dan kepada para Karate Ka untuk memaksimalkan kegiatan latihannya.

Pengurus Karate Do Gojukai Cabang Brebes mengharapkan dari pelaksanaan ujian kenaikan tingkat dan kejuaraan tersebut akan meningkatkan kuantitas dan kualitas para Karate Ka di wilayah Brebes Selatan.

Pare Memories

Lirih lagu Good Bye yang dilantunkan oleh Air Suply tlah membuat anganku terbang melayang ke suatu tempat, tempat yang tlah memberikanku warna tersendiri, warna yang membekas di hati. Kota Pare adalah kota yang memberikan warna itu. Dalam waktu 3 bulan kota itu telah merubah paradigmaku dari idealitas yang melangit menjadi idealitas yang membumi, suatu idealisme yang riil dan eksistensial.

Di kota Pare itu aku kehilangan cinta pertamaku

Di kota Pare itu aku mendapatkan banyat teman dari seluruh penjuru Indonesia

Di kota Pare itu aku bertemu dengan Ayu Nusa Kharisma, mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya yang tlah memberikanku pemahaman tentang arti hidup secara tersirat.

Di kota Pare itu aku mempunyai makna baru tentang suatu persahabatan

Di kota Pare itu aku berpikir kalau aku harus bisa hidup dengan jiwa dan ragaku

Di kota Pare itu aku mendapatkan ilmu, ilmu yang praktis yang slalu ku kembangkan dan ku amalkan

Di kota Pare itu tlah kudapatkan kenangan yang tak terlupakan bersama rekan-rekan seperjuangan.

Sungguh kenangan itu tlah menjadi kenangan yang tak terlupakan, unforgettable memories in Pare.

Perjalananku ke kota Pare berawal dari keputus asaanku yang slalu saja gagal mendapatkan pekerjaan, ternyata Indeks Prestasi yang kumiliki yaitu 3,50 tak menjamin aku bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan, dari 17 sekolah yang kulamar di wilayah kabupaten Brebes Selatan tak satupun yang menerima lamaranku.

MALU dan PUTUS ASA, itulah yang aku rasakan hingga saat kutertidur di ruang tamu karena kecapean tiba-tiba HPku berdering dan kulihat panggilan dari nomor tak dikenal, yah…ternyata si penelpon itu adalah staf PK 3 di kampusku yang memberitahukan jika akan ada seleksi penerimaan bea siswa dari DEPAG RI bagi mahasiswa STAIN Purwokerto yang berprestasi untuk belajar bahasa Inggris di Kota Pare, Kediri, Jawa Timur.

Dengan modal kemampuan berbahasa Inggris yang sangat pas-pasan itu akhirnya aku memberanikan diri untuk mengikuti seleksi dan Alhamdulillah aku bisa mendapatkan kesempatan itu. Di tengah kegembiraan itu ternyata bapakku tidak mengizinkanku untuk berangkat ke Pare karena beliau ingin aku bekerja saja dan pada saat itu beliau sama sekali sudah tidak mempunyai uang untuk menambah biaya hidup dan biaya pendidikanku selama 3 bulan di Pare.

Tekadku untuk ke Pare sudah bulat, berbagai upaya tlah kulakukan untuk meyakinkan beliau agar beliau merestuiku pergi untuk belajar di Pare, namun usaha tersebut sia-sia dan membuatku terpaksa kabur dari rumah dengan harapan beliau memberikan restu untuk aku. Selama hampir satu minggu aku kabur dari rumah ke Purwokerto akhirnya bapak merestuiku untuk belajar di Pare dengan catatan aku harus bisa mencari uang sendiri untuk bekal tambahanku selama di Pare.

Yah…alasan itu bisa aku sadari dan seminggu sebelum pemberangkatanku ke Pare akupun bekerja mencari uang tambahan dengan menjadi tukang ojek.

Hari pemberangkatan ke Parepun tiba, keluargaku seakan sulit melepasku namun akhirnya merekapun ikhlas menerima kepergianku untuk belajar di Pare karena mereka yakin disana aku akan baik-baik saja.

Perjalanan pertamaku ke kota Pare dari Purwokerto sungguh sangat menyenangkan. Jauh dan lamanya perjalanan selama 9 jam tak membuatku jenuh, saat itu benar-benar kunikmati suasana hiruk pikuk kereta api.

Sampailah aku di Stasiun Jombang dan melanjutkan perjalananku ke kota Pare dengan menyarter mobil.

Alhamdulillah akhirnya bisa juga kuhirup udara di kota Pare. Aku tinggal di sebuah asrama yang terletak di samping lembaga kursusku, EECC Pare. Lembaga kursus itu digawangi oleh bapak H. Nur Akhlis, M.Pd bersama Istrinya, ibu Lili.

Di hari pertama dan keduaku belajar kulalui dengan hati yang berseri namun di hari yang ketiga konsentrasi belajarku porak-poranda oleh keputusan kekasihku, cinta pertamaku yang tlah memutuskan hubunganku dengannya yang tlah dilalui dan dibangun selama 4 tahun lebih, betapa sangat berharganya waktu 4 tahun itu bahkan kita sudah saling kenal dan dekat selama 7 tahun. Itu tlah menjadi keputusannya, berbagai upaya tlah kulakukan agar ia mencabut keputusannya tetapi ia masih saja teguh pendirian untuk memutuskanku dengan alasan hubungannya denganku tak mendapatkan restu dari ibu dan kakak-kakaknya, entah apa alasan mereka tidak merestui hubungannya denganku.

Bulan itu, bulan Juni sebagai bulan pertamaku di kota Pare aku tidak bisa belajar dengan maksimal. Rasa sedih karena ditinggal sang kekasih sungguh sangat membekas, di tengah rasa sedih itu banyak sekali bunga di sekelilingku yang menawarkan putiknya namun entah kenapa tetap saja sulit bagiku untuk membuka hati ini untuk wanita lain.

Akupun menyadari jika aku berada di Pare untuk belajar, untuk meraih cita-citaku bukan untuk larut dan tenggelam dalam kesedihan. Akupun memutuskan untuk memadatkan jadwal kursusku dengan mengambil banyak program di kursusan lain dengan harapan aku bisa mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dan bisa mengabaikan rasa sedih itu.

Di bulan Juli, bulan keduaku di kota Pare aku bisa merealisasikan niat dan rencanaku. Sungguh sangat padat jadwal kursusku, aku belajar di EECC Pare untuk mendapatkan kemampuan di bidang Conversation dan TOEFL, di Kresna aku belajar tata bahasa Inggris, di Daffodils aku belajar berkomunikasi dengan bahasa Inggris, dan di Acces aku belajar bagaimana agar aku bisa mengucapkan kata berbahasa Inggris dengan baik dan benar (Pronounciation), akupun juga tak pernah ketinggalan untuk mengikuti berbagai study club yang diadakan di asramaku.

Dari jam 05.00 pagi sampai jam 20.00 malam aku belajar di kursusan dan jam 22.00 aku mengikuti study club di asrama.

Jam 05.00 – 07.00 aku belajar TOEFL di EECC Pare

Jam 07.00 – 11.30 aku belajar conversation dan grammatical di EECC Pare

Jam 13.30 – 17.30 aku belajar tata bahasa Inggris di Kresna Institute

Jam 18.30 – 20.00 aku belajar speaking di Daffodils

Jam 22.00 – 23.30 aku mengikuti study club di asrama

Dan setiap hari sabtu dan minggu jam 08.00 – 12.00 aku belajar pronounciation di Acces

Ternyata benar, kepadatan jadwalku bisa membantuku untuk mengabaikan rasa sedihku dan akupun banyak sekali mendapatkan tambahan ilmu dan pengalaman. Kadang akupun merasa jenuh dengan padatnya aktivitasku, saat itu sama sekali tidak terlintas dalam pikiranku untuk mendapatkan gantinya padahal saat itu teman-temanku berlomba-lomba untuk mendapatkan cinta lokasinya, cinta yang hanya didasari oleh nafsu hayawaniyah. Kejenuhan itu aku lampiaskan dengan memakan bakso dan meminum kopi, setiap hari aku bisa menghabiskan 3 mangkok bakso dan 6 cangkir kopi, untunglah harga bakso saat itu per mangkok Rp. 2.000, bisa aku jangkau dengan uang jajanku.

Di bulan Agustus, di bulan yang ketiga, bulan yang terakhirku di kota Pare akupun kembali larut dalam kesedihan, aku mencoba menapaki jejak langkahnya di kota Pare dimana di tahun 2004 ia pernah belajar di BEC selama 6 bulan. Ku mulai pencarian jejak itu di kos-kosan ia tinggal, kos-kosan tempat transit surat yang aku layangkan dari Purwokerto untuknya dan alamat kos-kosan itu jugalah yang menjadi alamat yang ia gunakan untuk mengirimkan surat. Betapa terkejutnya aku setelah aku tahu ternyata jarak kantor pos dari kos-kosannya sangat jauh, lebih dari 5 km dan jarak sejauh itu ia tempuh dengan bersepeda, Ya Allah betapa besar pengorbanannya untukku, untuk mengirimkan surat ia harus mengayuh sepeda sejauh 5 km padahal di Bumiayu ia sama sekali tidak pernah melakukan hal yang ia lakukan itu. Namun perasaan kagumku terhadap pengorbanannya harus aku abaikan karena aku tidak mau konsentrasiku porak-poranda lagi karena larut dalam kesedihan.

Akupun kembali belajar dengan serius hingga bergantilah periode kursusan dan berganti pulalah peserta kursusan. Di introduction saat itu aku kaget ketika salah seorang peserta memberitahukan kalau ia tinggal di Batara Kos yang dulu bernama New House, terang saja ku terkejut karena itu adalah tempat kos mantan kekasihku, cinta pertamaku. Nama peserta itu adalah Ayu Nusa Kharisma, cewe asal Tuban yang sedang menempuh studi S1 di IAIN Sunan Ampel Surabaya, ia mengambil prodi tafsir Hadist program kerja sama dengan Universitas Al Azhar Mesir.

Seminggu setelah aku kenal dengan Ayu aku memberanikan diri untuk mengobrol dengannya walaupun saat itu aku seperti orang asing baginya hingga akhirnya ia mempersilahkanku untuk mengunjunginya di Batara House.

Hari demi hari berlalu, belajarku di semua program kursusan yang aku ambil bisa aku tempuh dengan maksimal dan hubunganku dengan Ayupun sungguh sangat hangat hingga tak kusadari tumbuhlah benih cinta di hatiku.

Saat perpisahanku dengan teman-teman dan Ayupun tiba, tak kuasa ku menahan kesedihan di hati akan berpisah dengan orang-orang yang slalu berada di sisiku saat aku belajar dan di saatku berpisah dengan Ayu aku hanya bisa menahan air mataku yang seakan hampir memuncrat, dan saat itu pula aku hanya bisa memendam cintaku kepadanya.

Kini tlah kutinggalkan kota Pare, tlah ku tinggalkan teman-temanku, tlah kutinggalkan Ayu, tlah kutinggalkan kisah sedihku dengan cinta pertamaku.

Kini akupun terpisah dengan teman-temanku, kuharap teman-temanku bisa meraih cita-citanya.

Kini aku terpisah dengan Ayu, kuharap Ayu bisa hidup bahagia dengan mas Majid kekasihnya dan kuharap Ayu diberi kesehatan agar ia bisa meraih cita-citanya.

Terima kasih Ayu tlah memberikanku pemahaman baru tentang arti dan esensi cinta

Kini aku jauh dari kota Pare namun aku yakin aku bisa kembali lagi ke kota Pare untuk belajar, untuk mencari ilmu dan pengalaman baru serta menapaki jejak langkah teman-temanku.

My friends, I miss you so much

Pare, I never forget you whenever and wherever I live …….

14 Februari, 2009

Ada kanan ada kiri
Ada siang ada malam
Ada langit ada bumi
Ada jahat ada baik
Ada kawan maupun lawan
Logis kan?
Kenapa ada hak untuk memilih dan dipilih tapi tidak ada hak untuk tidak memilih?
Logis kan?
Salahkah kalau kita GOLPUT?
Bukankah kita mempunyai hak untuk tidak memilih?
Wahai politikus Indonesia, berjuanglah untuk perut rakyatmu bukan untuk perutmu!
Saat ini hilang sudah ghirah berpolitikku oleh sikap kalian yang HIPOKRIT dan jangan salahkan aku jika aku GOLPUT.

05 Februari, 2009

Esensi Cintaku

Ternyata sangat berat ketika kita mencintai seorang dengan cinta yang memang benar-benar cinta, cinta yang eksistensinya tlah terangi gelapnya jiwa.

Ternyata sangat berat ketika kita mencintai seseorang dengan cinta yang memang benar-benar cinta, tekad yang bulat untuk mencintainya dan tulusnya kasih sayang belum tentu mampu membuatnya percaya akan keseriusan kita.

Ketika kita mencintai sepenuhnya tentu kitapun ingin dicintai sepenuhnya, itu adalah sebuah idealitas namun ternyata itu tidaklah semudah yang kita kira.

Ketika seseorang dengan mudah mengatakan cinta
Ketika seseorang dengan mudah mengatakan sayang
Ketika seseorang dengan mudah mengatakan rindu
Saat itu pula mudah baginya untuk mendapatkan cinta yang sesungguhnya dari seseorang, apakah ini suatu keadilan? sementara orang yang cinta dengan benar-benar cinta akan kesulitan dalam mendapatkan cintanya, kenapa?
Yah, kepercayaan.
Kepercayaan darinyalah yang harus aku dapatkan dan akan sangat sulit bagiku untuk mendapatkanya tapi ku yakin suatu saat nanti seiring aliran air yang mengalir ia akan tahu akan cinta ini, cinta yang bisa memapahku berjalan dalam ketiadaan dengan kehangatannya, cinta yang menjadi penerang jalanku, cinta yang menjadi irama dalam hidupku.

01 Februari, 2009

# 1

31 Januari 2009
Bidadariku terkulai lemas

Apa jadinya aku andai kamu nggak ada
Tanpa kamu aku bukan apa-apa
Aku sangat membutuhkanmu
Dan aku ingin slalu kau sentuh
Karena kamu yang bisa menyelamatkanku
Cuma kamu yang mampu mengendalikan aku

Apa artinya dunia bila kau tak senyum
Tanpa cintamu aku pasti mati
Dan aku sangat butuh
Dan aku ingin slalu kau sentuh
Karena kamu yang bisa menyelamatkanku
Cuma kamu yang mampu mengendalikan aku

Kamu...
Aku...
Kamu...
Aku...
Kamu...
Aku...
Satu

Cepet sembuh ya...